Para Ilmuwan Internasional menemukan lubang besar di bulan yang dapat dijadikan tempat tinggal manusia. Lubang tersebut juga bisa dijadikan tempat perlindungan dari ancaman meteor. Lubang besar yang diberi nama "lubang lahar" itu adalah bekas aliran lava vulkanik di bulan.
Lava yang menyembur miliaran tahun silam meninggalkan sebuah terowongan dengan atap yang mudah retak dan berpotensi runtuh. Miliaran tahun silam, suhu bulan lebih hangat dan unsur vulkaniknya aktif. Demikian diungkapkan Tim Peneliti Internasional yang dipimpin oleh Jaunichi Haruyama dari Agensi Luar Angkasa Jepang JAXA.
Menurut para Tim Ilmuwan Internasional, permukaan di bulan memiliki satu buah lubang vertikal yang sangat dalam namun masih memiliki akses cahaya. Sehingga, tempat itu bisa dijadikan basis perlindungan bagi para penjelajah luar angkasa atau astronot. Menurut para ahli, lubang itu berbentuk lingkaran dengan lebar 213 kaki atau 65 meter dan kedalaman 260 kaki atau sekitar 80 meter.
Bulan seringkali terserang meteor dan radiasi langsung. Sebab bulan tidak memiliki atmosfer pelindung seperti di bumi. Namun, lubang kawah yang ditemukan di bulan bisa jadi tempat perlindungan yang aman.
"Saluran lava melindungi lingkungan yang rentan di bulan, maka tabung tersebut bisa dijadikan markas pelindung manusia di bulan," kata seorang ilmuwan dari Tim Ilmuwan Internasional.
Para ilmuwan meneliti "tabung lahar" dari pencitraan resolusi tinggi di Jepang dan sudah dipasang pada orbit bulan di Jepang bernama Selene. Penemuan ini sempat dipublikasikan pada 12 November silam. Namun, baru menarik perhatian masyarakat luas pekan ini.
Lubang kawah serupa juga ditemukan di planet Mars dan diperkirakan mampu menjadi tempat berlindung yang potensial, jika memang manusia ingin mengembangkan eksistensi gua manusia modern di luar angkasa. Karena itu, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dijadwalkan berangkat ke bulan pada 2020 dan diharapkan tempat itu dapat dijadikan tempat tinggal sementara pada 2025.
Sumber: Liputan6.com
Lava yang menyembur miliaran tahun silam meninggalkan sebuah terowongan dengan atap yang mudah retak dan berpotensi runtuh. Miliaran tahun silam, suhu bulan lebih hangat dan unsur vulkaniknya aktif. Demikian diungkapkan Tim Peneliti Internasional yang dipimpin oleh Jaunichi Haruyama dari Agensi Luar Angkasa Jepang JAXA.
Menurut para Tim Ilmuwan Internasional, permukaan di bulan memiliki satu buah lubang vertikal yang sangat dalam namun masih memiliki akses cahaya. Sehingga, tempat itu bisa dijadikan basis perlindungan bagi para penjelajah luar angkasa atau astronot. Menurut para ahli, lubang itu berbentuk lingkaran dengan lebar 213 kaki atau 65 meter dan kedalaman 260 kaki atau sekitar 80 meter.
Bulan seringkali terserang meteor dan radiasi langsung. Sebab bulan tidak memiliki atmosfer pelindung seperti di bumi. Namun, lubang kawah yang ditemukan di bulan bisa jadi tempat perlindungan yang aman.
"Saluran lava melindungi lingkungan yang rentan di bulan, maka tabung tersebut bisa dijadikan markas pelindung manusia di bulan," kata seorang ilmuwan dari Tim Ilmuwan Internasional.
Para ilmuwan meneliti "tabung lahar" dari pencitraan resolusi tinggi di Jepang dan sudah dipasang pada orbit bulan di Jepang bernama Selene. Penemuan ini sempat dipublikasikan pada 12 November silam. Namun, baru menarik perhatian masyarakat luas pekan ini.
Lubang kawah serupa juga ditemukan di planet Mars dan diperkirakan mampu menjadi tempat berlindung yang potensial, jika memang manusia ingin mengembangkan eksistensi gua manusia modern di luar angkasa. Karena itu, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dijadwalkan berangkat ke bulan pada 2020 dan diharapkan tempat itu dapat dijadikan tempat tinggal sementara pada 2025.
Sumber: Liputan6.com
0 komentar:
Posting Komentar