Visual Basic Interface

Kamis, 03 Desember 2009

Kesepian Menular Seperti Virus

Kesepian ternyata mirip wabah flu, bisa menyebar dalam sekelompok orang di dekatnya. Begitulah menurut suatu penelitian terbaru. Kalau flu bisa tersebar lewat berjabat tangan, orang bisa "terjangkit" kesepian melalui interaksi yang negatif.

Menurut penelitian John Cacioppo, psikolog dari Universitas Chicago, seseorang yang kesepian biasanya tak mudah memercayai orang lain sehingga masalah kecil bisa menjadi besar. Lirikan atau kata-kata yang sedikit janggal, yang biasanya tak akan dipermasalahkan oleh seorang yang ceria, bagi orang yang kesepian bisa sangat menyinggung sehingga memicu suatu siklus interaksi negatif yang mengakibatkan hilangnya teman-teman.

Intinya, seseorang yang kesepian akan kehilangan hubungan dengan orang lain dan orang lain itu juga bisa terputus hubungannya dengan orang-orang lain lagi. Akhirnya, orang-orang yang hubungannya terputus itu berisiko menjadi golongan yang terasing dari kelompok sosial.

"Seseorang yang kesepian mengantisipasi reaksi negatif dari orang lain, dan akhirnya mereka memang mendapatkan reaksi negatif itu dalam lingkungan. Sebagian karena mereka mengantisipasinya dan sebagian karena mereka sendiri yang mengundang reaksi itu," kata Cacioppo.

Temuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Social Psychology edisi Desember mengindikasikan bahwa kesepian bukanlah bagian dari sifat, seperti dalam ungkapan "orang itu sifatnya penyendiri". Namun, kesepian merupakan suatu keadaan seperti kelaparan.

"Pada dasarnya, kita adalah makhluk sosial. Maka dari itu, kita perlu orang lain untuk bekerja sama," ujar Cacioppo. Karena itu, kesepian mungkin bisa saja merupakan evolusi dari perasaan bahwa ada orang yang mengucilkan Anda.

Hitung teman-teman Anda

Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 5.000 individu yang berpartisipasi dalam penelitian antara tahun 1991 dan 2001. Setiap dua hingga empat tahun, para subyek mengisi kuesioner yang mengukur depresi dan kesepian mereka, menyerahkan catatan medis mereka, dan mengikuti pemeriksaan fisik.

Kuesioner itu antara lain menanyakan para partisipan seberapa sering dalam seminggu terakhir mereka mengalami perasaan tertentu, termasuk rasa kesepian. Pilihan jawabannya: setiap hari atau beberapa kali dalam sehari; setiap satu atau dua hari; setiap tiga atau empat hari; dan setiap lima hingga tujuh hari. Para partisipan juga diminta menyebutkan semua sahabat dan kerabatnya, yang sebagian juga mengikuti penelitian ini.

Dari informasi ini, para peneliti mengamati suatu jaringan sosial yang memperlihatkan hubungan antar-individu dan rata-rata jumlah hari kesepian bagi seseorang dan orang-orang yang terhubung dengannya.

Tiga derajat

Bahkan, hasil penelitian juga menemukan bahwa kesepian bisa menular hingga tiga derajat pemisahan. Jadi, rasa kesepian seseorang bukan saja tergantung dari rasa kesepian teman, melainkan juga dari temannya teman, dan dari teman temannya teman.

Kemungkinan partisipan terserang kesepian mencapai 52 persen lebih tinggi bila teman yang memiliki hubungan langsung dengannya (derajat pertama dari pemisahan) sedang kesepian. Untuk derajat kedua, kenaikan mungkin hanya 25 persen, dan bagi derajat ketiga hanya 15 persen. Jumlah anggota keluarga tak memengaruhi tingkat kesepian.

Seiring waktu, pribadi yang kesepian akan menjadi lebih kesepian dan memancarkan kesepian itu pada orang lain sebelum akhirnya memutuskan hubungan. Para individu yang tanpa sahabat ini akhirnya terbuang di pinggiran jaringan sosial.

"Orang-orang yang hanya memiliki sedikit sahabat cenderung akan menjadi lebih kesepian seiring waktu, dan akhirnya kemungkinan mereka untuk mencoba membuat hubungan sosial baru yang juga mengecil," begitulah pernyataan Cacioppo.

Karena kesepian sering kali dihubungkan dengan berbagai penyakit mental dan fisik, termasuk depresi, temuan tersebut menyadarkan pentingnya perhatian lebih terhadap orang-orang yang kesepian. Masyarakat seharusnya lebih peduli terhadap orang-orang di pinggiran jaringan sosial itu agar hubungan jaringan sosial mereka bisa dipulihkan kemudian bisa dibentuk perlindungan terhadap kesepian agar jaringan sosial tidak koyak. KOMPAS.com

0 komentar:

Dunia Science Terkini

  1. Untaian Genom Dalam 3D
  2. Robot Pelompat
  3. Burung Pertama Bukan Burung
  4. Cincin Terbesar Planet Saturnus
  5. Miliarder Kanada Kembali Dari Luar Angkas
  6. Asteroid Terbesar Kedua di Bimasakti
  7. 32 Planet Terbaru
  8. Planet Terbaru Mengandung Molekul Organik
  9. Tuak Sebagai Energi Alternatif
10. Cumi-Cumi Raksasa Teluk Meksiko
11. Fosil Gajah Purba Teridentifikasi
12. "Ardi" Nenek Moyang Pertama Manusia
13. Konserfasi Gading Gajah Purba Sembarangan
14. Jejak Dinosaurus Terbesar
15. Apakah Manusia Berevolusi
16. Fondasi Kuno 1300 Tahun Lalu Ditemukan
17. Fosil Telur Dinosaurus India
18. Pecahan Keramik Abad XII
19. Penemuan Terbaru Putra Indonesia
20. Udang Tanpa Mata
21. Menguak Misteri Si Raja Laut
22. Goa Terbesar Di Dunia
23. Nobel Fisika Diraih 3 Ilmuan AS
24. Tiga Peneliti Ribosom Raih Nobel
25. Kemungkinan Asteroid Menabrak Bumi
26. 24 Pulau Indonesia Hilang
27. 50 Perusahaan Kategori Hitam
28. Anak SMP Pencipta Antivirus
29. Apakah Manusia Berevolusi
30. Ida, Potongan Jejak Evolusi Primata
31. Nasa Sukses Uju Coba Protipe Ares I-X
32. Monster Laut Inggris Lebih Garang dari T-Rex
33. Ledakan Bone Adalah Asteroid Jatuh
34. Ledakan Meteor Di Bone Lampui Bom Atom
35. Dinosaurus Lapis Baja Ditemukan
36. Retakan Besar di Afrika Bakal Menjadi Samudera Baru
37. Batu Megalitikum Usia Ribuan Tahun
38. Jejak Kaki Dinosaurus Di Selandia Baru
39. Kudus Lacak Tengkorak Homo Erectus
40. Fosil Spesies Baru Dinosaurus Jurassic
41. Di Indonesia Peningkatan Kasus AIDS 8 Kali Lipat
42. 270 Ribu Penduduk Tertular HIV/AIDS
43. Awas, Operasi Permak Miss V tak Aman
44. Manfaat Rokok Hanyalah Sugesti dan Mitos
45. Teknik Pembenaman Karbon Dikaji
46. 2012, Matahari dan Bosscha
47. Bunga Bangkai Raksasa Mekar di Mekarsari
48. Fosil Kepala Gajah Purba Seberat 1 Kuintal
49. Menelusuri Jejak Lava Gunung Pra-Sunda
50. Legenda "Pengisap Darah" Chupacabra
51. Adanya Harapan Kanker Bisa Diobati
52. Sedot Lemak Menggunakan Gelombang Radio
53. NASA Persiapkan Atlantis untuk Misi ke ISS
54. 25 Galon Air Muncrat dari Permukaan Bulan
55. Peluncuran Pesawat Ulang Alik Atlantis
56. Sebuah Sumur Kerajaan Mataram Kuno
57. Seekor Anak Ikan Purba Terekam Kamera
58. Buaya Purba Bergigi Babi Hutan, Tikus & Moncong Lebar
59. Kemungkinan Penyakit Menjangkit di Bulan Desember
60. Kafan Yesus, Tubuh Dalam Kafan Melayang
61. Misteri Berkas Tulisan Kain Kafan Yesus
62. Jemari dan Gigi dari Jenazah Galileo Galilei
63. Ribuan Makhluk Aneh Di Dasar Samudera
64. Akademisi Memperingati 150 Tahun Karya Darwin
65. Peningkatan Tertinggi Gas Rumah Kaca 2008
66. Pemanasan Global Lebih Buruk Dari Perkiraan
67. Ternyata, Kulit Bisa Mendengar
68. Makin Berlemak, Makin Sulit Berhenti Makan
69. Atlantis Menunju Bumi
70. Otak Besar, Tidak Berarti Lebih Pintar
71. 10 Ramalan Kiamat Terbukti Meleset
72. Mesin Big Bang Selidiki Misteri Alam Semesta
73. Ternyata Alien Sudah Membaur Di Bumi
74. Sejarah di Balik Legenda Vampir
75. Pesawat Ulang Alik Atlatis Mendarat Mulus
76. Perjalanan Panjang HIV/AIDS
77. Wah... Setiap Hari Ada 7.400 Kasus Baru HIV!
78. Tim Vertebrata Lanjutkan Penelitian Gajah Purba
79. Wah... Setiap Hari Ada 7.400 Kasus Baru HIV!
80. Kesepian Menular Seperti Virus
81. Militer Inggris Tutup Kuping soal UFO
82. Objek Misterius Dekat Bintang Mirip Matahari
83. Virgin Galactic Kenalkan SpaceShipTwo
84. Tetap Internetan Saat Penerbangan
85. Jepang Luncurkan Satelit Pengintai Kelima
86. Robot Kerang Bisa Ledakkan Tambang di Bawah Air
87. Mahasiswa Matematika Juarai Kompetisi "Hacker"
88. UFO di Sayap Pesawat Lion Air
89. Lima Benda Purbakala Ditemukan di Desa Tanjungsari
90. Afrika Asal Usul Suku Bangsa Asia
91. Kembaranku Robot
92. Pertikaian Microsoft Vs Uni Eropa Berakhir
93. Kopi Tunda Alzheimer Parah
94. Gen Penyebab Alzheimer Berhasil Ditemukan
95. Ada Kaitan Alzheimer dengan Hormon Nafsu Makan
96. Ditemukan Planet Serupa Bumi yang Memiliki Air