MAGELANG, Sebanyak lima benda purbakala ditemukan di Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Rabu (16/12/2009). Diantara kelima benda tersebut, terdapat dua kepala arca Buddha yang diduga merupakan bagian dari bangunan Candi Borobudur yang berdiri sekarang.
Kepala Tata Usaha Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Wiwid Kasiyati mengatakan, dua kepala arca Buddha itu memiliki lubang baut yang menjadi ciri khas arca-arca Candi Borobudur pada masa pemugaran tahun 1907-1911 oleh Pemerintah Hindia Belanda di bawah pimpinan Van Erp. "Namun, untuk memastikannya, dua arca tersebut akan kami teliti terlebih dahulu," ujarnya, Rabu (16/12).
Balai Konservasi Peninggalan Borobudur juga akan meneliti tiga benda purbakala lainnya yang terdiri dari sebuah batu bersegi empat, satu potongan arca setengah badan , dan batu lonjong sejenis munthu, alat yang digunakan untuk menghaluskan cabai menjadi sambal.
Benda purbakala yang merupakan bagian dari bangunan Candi Borobudur akan disimpan oleh Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, sedangkan yang lainnya akan diserahkan kepada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Prambanan, Yogyakarta.
Benda-benda purbakala ini semuanya terbuat dari batu kuno asli, berabad-abad silam. Ini adalah temuan arca pertama yang dilaporkan ke Balai Peninggalan Borobudur. "Sebelumnya, di desa-desa di sekitar candi hanya ditemukan batu-batu polos, yang kemudian dimanfaatkan warga sebagai tangga atau batu penyangga tiang rumah," ujarnya.
Lima benda purbakala ini ditemukan warga Desa Tanjungsari saat bergotong royong membangun fondasi rumah milik Kasri (50) di Dusun Tanjungsari RT 01 RW 01, sekitar 0,5 kilometer dari kompleks Taman Wisata Candi Borobudur . Benda-benda ini ditemukan setelah dilakukan penggalian dengan kedalaman sekitar 30 meter. Menyadari benda-benda tersebut adalah barang berharga, maka warga melaporkan temuan ini kepada Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.
Kepala Desa Tanjungsari Darto mengatakan, ini adalah benda purbakala kedua yang ditemukan di Desa Tanjungsari. Temuan arca pertama sebelumnya terjadi sekitar tahun 1992.
Temuan benda-benda purbakala ini lumrah terjadi karena Desa Tanjungsari hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Candi Borobudur, ujarnya. Kepada warganya, Darto menuturkan, dia sudah mengimbau agar setiap temuan benda purbakala segera dilaporkan ke kantor desa atau langsung Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.
Laporan wartawan KOMPAS Regina Rukmorini
Sumber Kompas.com
Kepala Tata Usaha Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Wiwid Kasiyati mengatakan, dua kepala arca Buddha itu memiliki lubang baut yang menjadi ciri khas arca-arca Candi Borobudur pada masa pemugaran tahun 1907-1911 oleh Pemerintah Hindia Belanda di bawah pimpinan Van Erp. "Namun, untuk memastikannya, dua arca tersebut akan kami teliti terlebih dahulu," ujarnya, Rabu (16/12).
Balai Konservasi Peninggalan Borobudur juga akan meneliti tiga benda purbakala lainnya yang terdiri dari sebuah batu bersegi empat, satu potongan arca setengah badan , dan batu lonjong sejenis munthu, alat yang digunakan untuk menghaluskan cabai menjadi sambal.
Benda purbakala yang merupakan bagian dari bangunan Candi Borobudur akan disimpan oleh Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, sedangkan yang lainnya akan diserahkan kepada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Prambanan, Yogyakarta.
Benda-benda purbakala ini semuanya terbuat dari batu kuno asli, berabad-abad silam. Ini adalah temuan arca pertama yang dilaporkan ke Balai Peninggalan Borobudur. "Sebelumnya, di desa-desa di sekitar candi hanya ditemukan batu-batu polos, yang kemudian dimanfaatkan warga sebagai tangga atau batu penyangga tiang rumah," ujarnya.
Lima benda purbakala ini ditemukan warga Desa Tanjungsari saat bergotong royong membangun fondasi rumah milik Kasri (50) di Dusun Tanjungsari RT 01 RW 01, sekitar 0,5 kilometer dari kompleks Taman Wisata Candi Borobudur . Benda-benda ini ditemukan setelah dilakukan penggalian dengan kedalaman sekitar 30 meter. Menyadari benda-benda tersebut adalah barang berharga, maka warga melaporkan temuan ini kepada Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.
Kepala Desa Tanjungsari Darto mengatakan, ini adalah benda purbakala kedua yang ditemukan di Desa Tanjungsari. Temuan arca pertama sebelumnya terjadi sekitar tahun 1992.
Temuan benda-benda purbakala ini lumrah terjadi karena Desa Tanjungsari hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Candi Borobudur, ujarnya. Kepada warganya, Darto menuturkan, dia sudah mengimbau agar setiap temuan benda purbakala segera dilaporkan ke kantor desa atau langsung Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.
Laporan wartawan KOMPAS Regina Rukmorini
Sumber Kompas.com
2 komentar:
tanjungsari teh disumedang yah,,,
dikira tanjungsari sumedang...
Posting Komentar