PAGARALAM, Batu megalit berbetuk gong ditemukan di areal perkebunan Dusun Atungbungsu, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (6/11).
Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagaralam Syafrudin mengatakan akan melakukan pembebasan lahan di sekitar lokasi penemuan batu megalit tersebut, setelah itu baru dilakukan pemagaran.
Menurut dia, banyak batu megalit yang ditemukan di Pagaralam, bahkan sebagian sudah dilakukan pelestarian dengan memagar keliling.
Pemkot Pagaralam belum memiliki lembaga khusus untuk melakukan pendataan atau menyelusuri berbagai benda bersejarah, seperti megalit dan arca.
"Namun, di lokasi ditemukannya gong batu ini akan dibangun daerah wisata kebun buah terbesar di Kota Pagaralam dengan lahan sekitar 100 hektar. Nantinya kami akan melibatkan penduduk setempat untuk mencari dan membantu memelihara, jika ditemukan lagi benda bersejarah di daerah lain," katanya.
Warga Kecamatan Dempo Selatan Amrullah mengatakan, batu megalit berbentuk gong berukuran lima kali drum minyak isi 100 liter itu ditemukan lima kilometer dari Dusun Atungbungsu, satu kilometer dari lokasi pembangunan lapangan terbang.
Megalit yang bila dipukul akan mengeluarkan suara seperti gong itu berbentuk bundar lonjong dengan tinggi satu meter, lebar dua meter dan panjang lima meter ditemukan di kebun kopi milik warga setempat.
"Diperkirakan batu megalit itu sudah berumur ribuan tahun, dengan kondisinya masih utuh, namun posisinya sudah bergeser ada indikasi akan dipindahkan ke tempat lain," katanya.
Daerah tempat penemuan batu megalit itu dulu merupakan belukar, tetapi oleh pemiliknya dibersihkan lalu dibuat kebun kopi.
Karena kurang memahami, batu tersebut mengandung nilai sejarah tinggi, batu itu dibiarkan telantar. Setelah pihak Pemkot Pagaralam datang, baru diketahui batu itu ternyata megalit.
"Memang di Pagaralam terdapat cukup banyak megalit peninggalan zaman dulu, namun pemeliharaannya masih belum dilakukan secara baik," kata dia lagi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagaralam Syafrudin mengatakan akan melakukan pembebasan lahan di sekitar lokasi penemuan batu megalit tersebut, setelah itu baru dilakukan pemagaran.
Menurut dia, banyak batu megalit yang ditemukan di Pagaralam, bahkan sebagian sudah dilakukan pelestarian dengan memagar keliling.
Pemkot Pagaralam belum memiliki lembaga khusus untuk melakukan pendataan atau menyelusuri berbagai benda bersejarah, seperti megalit dan arca.
"Namun, di lokasi ditemukannya gong batu ini akan dibangun daerah wisata kebun buah terbesar di Kota Pagaralam dengan lahan sekitar 100 hektar. Nantinya kami akan melibatkan penduduk setempat untuk mencari dan membantu memelihara, jika ditemukan lagi benda bersejarah di daerah lain," katanya.
Warga Kecamatan Dempo Selatan Amrullah mengatakan, batu megalit berbentuk gong berukuran lima kali drum minyak isi 100 liter itu ditemukan lima kilometer dari Dusun Atungbungsu, satu kilometer dari lokasi pembangunan lapangan terbang.
Megalit yang bila dipukul akan mengeluarkan suara seperti gong itu berbentuk bundar lonjong dengan tinggi satu meter, lebar dua meter dan panjang lima meter ditemukan di kebun kopi milik warga setempat.
"Diperkirakan batu megalit itu sudah berumur ribuan tahun, dengan kondisinya masih utuh, namun posisinya sudah bergeser ada indikasi akan dipindahkan ke tempat lain," katanya.
Daerah tempat penemuan batu megalit itu dulu merupakan belukar, tetapi oleh pemiliknya dibersihkan lalu dibuat kebun kopi.
Karena kurang memahami, batu tersebut mengandung nilai sejarah tinggi, batu itu dibiarkan telantar. Setelah pihak Pemkot Pagaralam datang, baru diketahui batu itu ternyata megalit.
"Memang di Pagaralam terdapat cukup banyak megalit peninggalan zaman dulu, namun pemeliharaannya masih belum dilakukan secara baik," kata dia lagi.
0 komentar:
Posting Komentar