Manusia berada dalam pelukan sang waktu. Pelukannya kadang kala terasa terlalu erat, begitu tidak bersahabat.
Apakah manusia senantiasa dalam suasana waktu yang bahagia?
Apa itu sang waktu?
Apakah sang waktu sebuah sosok pribadi?
Apakah waktu hanya sang penonton, penulis, dan pendengar abadi?
Kekuatan apa dibalik sang waktu?
Apakah manusia dapat melepaskan diri dari belenggu sang waktu?
Adakah yang dapat menghentikan sang waktu?
Ketika waktu berhenti, apakah manusia mempunyai hasrat?
Adakah hubungan sebab akibat antara keberadaan sang waktu dan timbulnya s'gala hasrat pada diri manusia?
Apakah dengan terhentinya sang waktu akan menghentikan penyebab duka manusia, akibat dari bentrokan kepentingan antara hasrat negatif dan positif manusia?
Dimanakah keberadaan sang maestro bernama waktu?
Apakah pikiran manusia itu sendiri merupakan wujud sang waktu?
Seandainya waktu dapat berhenti, Mungkin Manusia tidak perlu memikirkan kebutuhan metabolisme tubuhnya terutama untuk makan (Bagasi yang menimbulkan polemik bagi kehidupan manusia). Yang paling penting, Anak Kosan akan merdeka dari tuntutan utang di warteg. :-)
Terlahir dari Buah Pemikiran Amburadul dan S'dikit Iseng Verynandus Hutabalian.
2 komentar:
kamu sedang belajar mengenal dan merasakan senyawa senyawa hidup...yang terasa asing karena kau memikirkannya dengan caramu sendiri..,filosof..heu heu..filosof yang kental dengan nuansa intelek-akademis-ideologis...
ngintip blog aQ duknz di http://freakgalz.worpress.com...
nuvv
Posting Komentar