Sumatera merupakan salah satu lahan penghasil buah kelapa sawit terbesar di Indonesia. Banyak investor yang membenamkan uangnya ke tanah untuk pengembangan komoditi pertanian ini. Para investor tersebut tidak hanya dari para pengusaha anak negeri tapi juga pengusaha yang berasal dari negeri seberang misalkan saja Singapura dan Malaysia yang pernah saya dengar dari beberapa orang setempat yang berdomisili di lintasan daerah tersebut dan mereka memiliki sedikit lahan (petani rakyat). Beberapa Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit telah berdiri di sepanjang Jalan Lintas Timur yang membelah pulau Sumatera.
Melintasi jalanan lintas timur sangatlah membosankan, sudut pandang pergerakan bola mataku hampir seluruhnya memproyeksikan hamparan lahan kelapa sawit. Komoditi pertanian ini sangat menjanjikan karena seluruh negara di dunia ini memanfaatkan produk akhir dari pengolahannya (sepertinya sudah menjadi kebutuhan primer). Apalagi nantinya komoditi ini akan menjadi bahan dasar untuk mewujudkan trend bahan bakar biodisel yang ramah lingkungan dan nantinya dapat mengatasi devisitnya bahan bakar minyak bumi.
Komoditi yang memang menjanjikan, namun harga jualnya tidak menjanjikan (harga tidak stabil) dan harga pupuknya selalu stabil meningkat tiap bulannya...(??????). Apalagi petani rakyat yang memiliki lahan terbatas, mereka hanya bisa mengatakan “Ngeri-Ngeri Sedap”. Semboyan ini mungkin akan menjadi semboyan bagi seluruh petani di Indonesia karena hasil pertanian mereka bisa saja tidak memiliki harga jual dan hanya sesekali merasakan harga yang tidak terlalu pantas untuk di jual. Tidak ada salahnya diucapkan kembali “Ngeri-Ngeri sedap.....”. "Mungkin suatu saat Ngeri-Ngerinya haruslah dihilangkan, karena hari sudah Terang Benderang".
0 komentar:
Posting Komentar